Belajar dari Indonesia: Aktivis Pakistan Soroti Langkah Penting Tumbuhkan Kepemimpinan Perempuan
Oleh: Sururoh Uthman, Program Support for Preventing Violent Extremism
Jakarta, 18 Desember 2023 – Selama sepekan sepanjang Desember 2023, International Forum on Indonesian Development (INFID) bersama Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menginisiasi dan mengadakan pelatihan kepemimpinan perempuan. Pelatihan ini bertajuk Training on Strengthening Women’s Leadership in Muslim-Majority Countries: “Human Rights Fulfillment and Just Democracy” dan diselenggarakan bagi para pemimpin perempuan di 3 negara mayoritas Muslim, yaitu Indonesia, Pakistan, dan Malaysia.
Di antara hal menarik dari pelatihan ini adalah sesi substantif dari salah satu peserta, Dr Bina Akram Khan, CEO FORESEE dan juga seorang aktivis pemberdayaan perempuan terkemuka dari Pakistan. Dr Bina membagikan pengalaman panjang dan cerita mendalamnya tentang perjalanan pemberdayaan perempuan, perannya sebagai pembela hak asasi manusia, dan strategi yang ia lakukan dalam mengatasi tantangan yang dihadapi perempuan di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Dr. Bina menceritakan perjalanan inspiratifnya dalam upaya-upaya pemberdayaan perempuan dan mengaitkannya dengan komitmen mendalam terhadap keadilan dan kesetaraan. Ia menekankan urgensi meningkatkan kepemimpinan perempuan di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim dan bagaimana kepemimpinan perempuan dan berperspektif gender dapat melahirkan kekuatan transformatif di tengah masyarakat. “Di Pakistan sendiri belum ada gerakan kolektif feminis perempuan muslim yang memiliki dampak yang signifikan terhadap hak-hak perempuan” ucap Dr. Bina. Ia menambahkan, “Masih banyak tantangan yang perlu diantisipasi oleh Pakistan, khususnya perempuan”, cetusnya.
Sebagai pendukung hak asasi manusia, terutama hak-hak perempuan, Dr. Bina menyampaikan pelajaran penting yang telah ia jalani dalam proses penguatan kepemimpinan perempuan di Pakistan dan di tingkat global. Pertama, kuncinya adalah ketekunan dan kolaborasi untuk menciptakan dampak yang berkesinambungan.
Kedua, ia juga menekankan pentingnya membentuk lingkungan yang mendukung hak-hak perempuan, mengatasi tantangan yang dihadapi perempuan, dan mempromosikan inklusivitas. “Saya teringat materi dari satu narasumber dalam pelatihan ini yang menjabarkan tentang gerakan Kongres Ulama Perempuan di Indonesia (KUPI) sebagai ruang untuk mengakomodir pembahasan isu- isu perempuan” ucapnya. “Saya yakin Pakistan juga bisa memiliki gerakan perempuan seperti KUPI.” ujar Bina.
Mengutip laman resmi KUPI, KUPI merupakan sebuah gerakan yang menghimpun individu dan lembaga yang meyakini nilai-nilai keislaman, kebangsaan, kemanusiaan, dan kesemestaan, dengan paradigma dasar keadilan relasi laki-laki dan perempuan.
Ketiga adalah penciptaan proyek, gerakan, dan inisiatif di tengah masyarakat yang dibuat untuk meruntuhkan hambatan-hambatan yang seringkali dihadapi oleh perempuan.
Keempat, dari pelatihan kepemimpinan perempuan ini, Dr. Bina juga mengambil pelajaran penting atas strategi penguatan kapasitas leadership perempuan. “Training semacam ini juga menjadi salah satu usaha dalam memberikan edukasi kepada perempuan. Platform semacam ini akan membantu memperkuat misinya dalam mengadvokasi hak-hak perempuan di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.” tegasnya.
Dr. Bina membagikan visinya tentang persimpangan antara kepemimpinan perempuan dan demokrasi yang adil di negara seperti Pakistan. Beliau membahas peran penting perempuan dalam memajukan demokrasi dan pentingnya memastikan partisipasi aktif mereka dalam ranah politik dan sosial.
“Saya memandang perempuan memiliki peran krusial sebagai pilar utama dalam memajukan demokrasi dan partisipasi aktif perempuan dalam ranah politik dan sosial dapat menciptakan fondasi yang kokoh untuk demokrasi yang kokoh” ujarnya.
Bukan hanya itu sebagai aktivis Pakistan, Dr. Bina juga berusaha untuk ikut aktif melibatkan diri secara langsung di dalam masyarakat dan berpartisipasi dalam forum diskusi untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh norma budaya, “Bagi saya, penting untuk mempromosikan kesetaraan gender, kepemimpinan perempuan, dan demokrasi,“ ujarnya. Dr. Bina secara aktif terlibat dalam berbagai pelatihan dan kegiatan pemberdayaan perempuan, mengisi forum-forum diskusi, serta terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah dan nonpemerintah, dimana dirinya terus menyuarakan pesan kesetaraan.
Meskipun mengakui kompleksitas tugasnya, Dr. Bina menegaskan bahwa upaya bersama diperlukan untuk mencapai perubahan yang berkelanjutan. Dalam upayanya melibatkan masyarakat, ia juga berusaha untuk menggandeng tokoh masyarakat dan agama untuk menciptakan dukungan yang luas.
Tantangan sistemik yang dihadapi perempuan di negara mayoritas Muslim tidak menyurutkan semangatnya. Dengan wawasan mendalam dan dedikasinya terhadap pemberdayaan perempuan, Dr. Bina yakin bahwa perubahan positif sangat mungkin terjadi melalui kolaborasi global. “ Kuncinya adalah kita harus berpikir positif dan mau terlibat langsung dalam kesempatan kesempatan yang ada, sehingga kerangka positif perempuan yang setara dan berkeadilan di Pakistan dan di dunia bukan hanya sebagai narasi semata” ungkapnya.Partisipasinya dalam pelatihan kepemimpinan perempuan menjadi bukti konkret dari upaya bersama untuk menciptakan perubahan positif dalam skala internasional. Dr. Bina Akram juga mendorong peserta Pakistan untuk fokus pada penciptaan platform kolektif bagi perempuan, seperti KUPI di Indonesia, terlebih hingga kini belum ada forum perempuan seperti itu di Pakistan. Dr. Bina, dengan peran dan pengaruhnya, tidak hanya menjadi pahlawan bagi perempuan di Pakistan, tetapi juga inspirasi bagi upaya global mencapai kesetaraan gender dan hak asasi manusia.
Dokumentasi
English version
Learning from Indonesia: Pakistani Activist Highlights Crucial Steps in Growing Women’s Leadership
By: Sururoh Uthman
Jakarta, December 18, 2023 – Throughout December 2023, the International Forum on Indonesian Development (INFID), in collaboration with the National Commission on Violence Against Women (Komnas Perempuan), initiated and conducted a women’s leadership training. The training, titled “Training on Strengthening Women’s Leadership in Muslim-Majority Countries: Human Rights Fulfillment and Just Democracy,” was organized for women leaders in three Muslim-majority countries: Indonesia, Pakistan, and Malaysia.
One notable aspect of this training was a substantive session by one of the participants, Dr. Bina Akram Khan, the CEO of FORESEE and a prominent women’s empowerment activist from Pakistan. Dr. Bina shared her extensive experience and profound stories of women’s empowerment, her role as a human rights defender, and the strategies she employed to address challenges faced by women in Muslim-majority countries.
Dr. Bina narrated her inspirational journey in women’s empowerment efforts and connected it with a profound commitment to justice and equality. She emphasized the urgency of enhancing women’s leadership in Muslim-majority countries and how gender-informed leadership can generate transformative power within societies. “In Pakistan itself, there is no collective feminist movement of Muslim women that has a significant impact on women’s rights,” said Dr. Bina. She added, “There are still many challenges that need to be anticipated by Pakistan, especially for women.”
As a supporter of human rights, particularly women’s rights, Dr. Bina conveyed important lessons she learned in the process of strengthening women’s leadership in Pakistan and globally. First, she emphasized the key role of perseverance and collaboration to create sustainable impacts.
Second, she highlighted the importance of creating an environment that supports women’s rights, addresses challenges faced by women, and promotes inclusivity. “I recall material from one speaker in this training that elaborated on the Congress of Women Ulama in Indonesia (KUPI) as a space for discussing women’s issues,” she said. “I believe Pakistan can also have a women’s movement like KUPI.”
Quoting the official KUPI website, KUPI is a movement that gathers individuals and institutions who believe in the values of Islam, nationality, humanity, and universality, with the basic paradigm of justice in the relations between men and women.
Third, Dr. Bina emphasized the creation of projects, movements, and initiatives within society aimed at breaking down barriers often faced by women.
Fourth, from this women’s leadership training, Dr. Bina also drew important lessons about capacity-building strategies for women’s leadership. “Training like this is also one of the efforts to educate women. Such platforms will help strengthen their mission to advocate for women’s rights in Muslim-majority countries,” she affirmed.
Dr. Bina also shared her vision of the intersection between women’s leadership and just democracy in countries like Pakistan. She discussed the crucial role of women in advancing democracy and the importance of ensuring their active participation in political and social domains. “I see women playing a crucial role as the main pillar in advancing democracy, and active participation of women in the political and social spheres can create a solid foundation for a strong democracy,” she stated.
Not only as a Pakistani activist, but Dr. Bina also strives to actively engage in society and participate in discussions to address challenges posed by cultural norms. “For me, it is important to promote gender equality, women’s leadership, and democracy,” she said. Dr. Bina actively participates in various women’s empowerment training and activities, filling discussion forums, and engaging in activities conducted by governmental and non-governmental organizations, where she continues to advocate for the message of equality.
Although acknowledging the complexity of her task, Dr. Bina emphasizes that collective efforts are needed to achieve sustainable change. In her community engagement efforts, she also seeks to involve community and religious leaders to create broad support.
The systemic challenges faced by women in Muslim-majority countries do not deter her spirit. With deep insights and dedication to women’s empowerment, Dr. Bina believes that positive change is very possible through global collaboration. “The key is that we must think positively and be willing to engage directly in the opportunities available, so that the positive framework is equal and not just women in Pakistan but also to the world, this can’t be narrative only,” she expressed.
Her participation in women’s leadership training is concrete evidence of joint efforts to create positive international change. Dr. Bina Akram also encourages Pakistani participants to focus on creating collective platforms for women, similar to KUPI in Indonesia, especially as there is currently no such women’s forum in Pakistan. Dr. Bina, with her role and influence, becomes not only a hero for women in Pakistan but also an inspiration for global efforts to achieve gender equality and human rights.