Workshop Virtual Youth Fellowship 2023

Workshop Virtual Youth Fellowship 2023

Oleh: Sanita Rini, Program Officer for Preventing Violent Extremism INFID

Keterangan: Para Youth Fellow, narasumber, dan INFID Squad saat mengikuti workshop virtual Youth Fellowship pada 9-11 Oktober 2023

INFID secara konsisten memiliki komitmen dalam mendorong dan memastikan pelibatan orang orang muda dalam pemajuan HAM dan pembangunan. Salah satunya dengan menghadirkan forum aman bagi orang muda bersuara dan berekspresi melalui kegiatan Youth Fellowship. Youth Fellowship adalah sebuah gerakan pelibatan bermakna bagi orang muda yang telah diselenggarakan oleh INFID sejak 2017 melalui program Promoting Tolerance, Democracy, and Human Rights to Prevent Violent Extremism (PREVENT) dan memberikan wadah bagi 40 orang muda untuk berkontribusi dalam pembangunan dan pemajuan HAM. 

Tahun ini, INFID bersama alumni Youth Fellowship berhasil menyeleksi 10 orang muda dari 138 pendaftar dengan ragam latar belakang termasuk kepercayaan, etnis, suku, gender, dan disabilitas. Tujuan besar gerakan ini adalah memastikan ruang yang aman bagi orang muda dalam merayakan partisipasinya secara bermakna melalui agenda pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan sebagai mitra setara. 

INFID menyikapi secara serius fase bonus demografi yang terjadi di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2023 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai 280 juta didominasi oleh kaum muda usia 15-30 tahun yaitu 66,3 juta. Namun, jumlah tersebut belum diimbangi dengan ketersediaan ruang aman bagi kaum muda untuk dapat berpartisipasi secara aktif dan bermakna dalam proses pembangunan yang adil dan berkelanjutan  di Indonesia. Sampai hari ini, dalam keterlibatannya kaum muda masih di berbagai beban seperti membagi waktu untuk tetap bersekolah, membantu orang tua, dan juga bekerja. Proses aktualisasi keterlibatan orang muda masih mendapati berbagai tantangan dan halangan.

Pusat Kajian dan Advokasi Perlindungan dan Kualitas Hidup Anak Universitas Indonesia (PUSKAPA UI) mencatat 6 tantangan yang dihadapi oleh orang muda, di antaranya:  (1) pandangan mengenai usia dan apatisme orang muda. Sering kali orang muda dilihat dari segi usianya dianggap rentan dan perlu dilindungi, lebih banyak lagi orang muda ditempatkan sebagai “pembelajar”; (2) eksklusi dan ruang partisipasi yang terbatas yang disebabkan karena berbagai program partisipasi yang belum sensitif terhadap keberagaman norma sosial, gender, etnis, hingga konteks geopolitik; (3) keberlanjutan partisipasinya itu sendiri karena selain prinsip kesukarelaan dalam pengelolaannya, juga ditemukan organisasi pemuda sebagian besar berjalan secara jangka pendek; (4) akses sumber dana yang terbatas yang berdampak pada partisipasi orang muda secara individu maupun keberlangsungan organisasi; (5) kebijakan yang belum efektif dan tidak saling terhubung; dan (6) Minim pola pikir untuk bertumbuh dan kemampuan berpikir kritis. 

Keterangan: Rizka Antika (atas), Program Officer Promoting Tolerance and Respect for Diversity INFID menyampaikan materi berdasarkan pengalamannya selama melakukan advokasi di INFID. Sesi ini dimoderatori oleh Gesia Nurlita (bawah), Program Assistant for Preventing Violent Extremism INFID.

Workshop Virtual Bagi para Youth Fellow

Sebagai langkah pertama upaya pelibatan bermakna para orang muda, pada 9-11 Oktober 2023 INFID melakukan workshop online bagi 10 Youth Fellow terpilih. Workshop ini difasilitasi oleh Bayu Satriya yang merupakan alumni Youth Fellowship 2021 dan founder Youth.ID. Kegiatan dibuka oleh Direktur Eksekutif INFID Iwan Misthohizzaman. Dalam pembukaannya, Iwan menekankan bahwa Youth Fellowship merupakan ruang bagi teman-teman muda untuk berani bergerak menuju satu tujuan yang memiliki dampak bagi sebaya dan masyarakat. 

Keterangan: Isthiqonita (bawah), Manajer Kampanye SEJUK membagikan pengalamannya mengenai teknik-teknik pembuatan konten yang inklusif kepada para Youth Fellow

Rangkaian workshop berlangsung selama 3 hari dan diawali dengan pra-sesi untuk mengenal lebih dalam satu dan lainya, baik secara pribadi maupun dari gerakan serta aksi yang telah dilakukan. 10 Peserta Youth Fellowship mendapatkan 3 materi utama, di antaranya, pertama materi bertajuk “Mendorong Pemenuhan dan Perlindungan HAM di Indonesia Melalui Partisipasi Aktif Orang Muda” yang disampaikan oleh Rizka Antika, Program Officer Promoting Tolerance and Respect for Diversity INFID. Materi kedua berjudul “Inklusivitas dalam Keterlibatan Orang Muda: Suara dan Aksi untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Berkeadilan” disampaikan oleh Ryan Febrianto seorang peneliti dan pemerhati isu kaum muda. Dan materi ketiga mengangkat tema “Cara Pembuatan Konten yang Inklusif: Mendorong Partisipasi dan Representasi yang Beragam” oleh Isthiqonita, Manajer Kampanye SEJUK. 

Keterangan: Ryan Febrianto, seorang peneliti dan pemerhati isu kaum muda menjadi salah satu narasumber dan bicara mengenai keterlibatan orang muda dalam pembangunan

Salah satu hal yang menarik dalam pelaksanaan workshop tahun ini adalah sesi berbagi praktik baik dalam pelaksanaan tujuan pembangunan berdasarkan prinsip HAM yang disampaikan oleh dua orang muda, yaitu Suci Apriani dan Alvian Wardhana. Suci Apriani merupakan perempuan muda yang telah aktif dalam pencegahan perkawinan usia anak di Lombok Barat sejak tahun 2016. Sementara itu, Alvian Wardhana. Alvian merupakan founder dan aktivis di komunitas Literasi Anak Banua yang diperuntukan kepada anak dari masyarakat adat. Keduanya, telah berkontribusi dan memberikan dampak terhadap pembangunan dari aspek kesetaraan gender, pendidikan, dan kebijakan. 

Keterangan: Suci Apriani (tengah) dan Alvian Wardhana (bawah) berbagi praktik baik dalam pelaksanaan tujuan pembangunan berdasarkan prinsip HAM 

Dari rangkaian workshop ini, Youth Fellowship 2023 berhasil mengidentifikasi masalah yang dialami oleh orang muda, di antaranya faktor penyebab, dampak, dan rekomendasi konkrit untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa masalah teridentifikasi adalah diskriminasi peran orang muda, minimnya pendidikan HAM yang komprehensif bagi orang muda, ruang partisipasi bermakna bagi  orang muda masih terbatas, perkawinan usia anak dan prostitusi, kebakaran hutan dan lahan, pelanggaran hak berkeyakinan dan beribadah. Selanjutnya, berbagai persoalan dan isu yang telah teridentifikasi dilanjutkan pembahasannya secara komprehensif dengan komunitas orang muda Kota Singkawang. Hasil diskusi akan menjadi bahan deklarasi suara dan aksi orang muda untuk pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan di Festival HAM 2023 yang berlangsung pada 17-19 Oktober 2023. 

Add a Comment

Your email address will not be published.